BYZANTIUM
BYZANTIUM
1. Masyarakat
Bizantium adalah pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi dan merupakan bangsa Kristen yang pertama. Orang Bizantium mensistemasikan hukum Romawi dan senatnya juga mencontoh pola senat Romawi, namun masih didukung oleh kaum Biara dan mencari nasehat dibidang politik pada kaum Mistikus.
Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap).
Kehidupan kota dipusatkan disekeliling 3 bangunan penting yaitu kelompok gedung Hypodrom, Istana suci kekaisaran dan Gereja Hagia Sophia, dimana ke 3 bangunan ini mewakili 3 unsur dunia Bizantium yaitu rakyat, kekuasaan kaisar dan agama. Ketiga gedung ini terletak serasi berdekatan serta dihubungkan oleh Mese atau jalan tengah, yaitu suatu jalan yangs selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan protocol menuju ke bangunan penting).
2. Seni dan Arsitektur
Salah satu segi terpenting bagi kota baru Konstantinopel adalah kota tersebut bukan merupakan duplikat dari kota Roma yaitu dengan dibangun gereja Kristen pertama Hagia Sophia serta menyelesaikan banyak gereja lainnya.
Seni dekorasi motif Mosaic yang cemerlang dan gemerlapan berkembang pesat. Sedangkan Arsitektur bangunan bersegi banyak dengan atap kubah bermunculan dimanapun, dibukit Yugoslavia, dilembah Rumania digurun Suria Bizantium yang mengembangkan hirarki bentuk semacam itu.
Hasil pembangunan kota Konstantinopel, meliputi banyak bangunan antara lain 2 gedung teatre, 8 pemandian umum, 153 pemandian prbadi, 5 lumbung, 8 akuaduk, 14 gereja, 14 istana dan 4388 rumah tinggal yang cukup besar, dan masih banyak lagi fasilitas umum, misalnya rumah sakit, pasar serta perumahan penduduk yang tidak tercatat kota menampung sekitar 600.000 orang penduduk.
Karakter Arsitektur
* Gereja Bizantium merupakan bentuk Basilika pada mulanya setelah berkembang membentuk polanya sendiri yaitu pola gereja Byzantium yaitu Kubah Majemuk, kubah Bola serta Denah terpusat. Karena daerah ini berhadapan langsung dengan daerah Asia Kecil, maka pengaruhnya banyak yang masuk antara lain, kubah-kubah untuk menutup denah segi-4 maupun polygonal dari gereja, makam maupun baptistery, hal ini muali dikembangkan pada abad 5.
* Praktek penggunaan kubah, memakai konstruksi atap yang sangat sederhana dengan atap kayu aliran Kristen Lama, maupun atap lengkung aliran Romawi dari batu.
* Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantium yang merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi.
* Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecil-kecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan penunjang sementara (bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga menurut ajarannya, sedangkan kubah-kubah sudut atau disebut Squinch untuk menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaic antara Bema atau bilik suci dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau penyekat, sebagi screen of picture “tirai”.
* Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk interiornya.
* Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode, yakni periode awal, pertengahan dan akhir.
Periode Bizantium awal, dari permulaan abad ke 6 sampai pertengahan abad ke 9 adalah abad eksperimen desain bangunan. Bentuk Basilika yang memanjang masih dipakai, akan tetapi tidak cocok dengan kebiasaan setempat yang mempersembahkan misa di tengah-tengah ruang utama gereja dan buka pada salah satu sudut ruangnya,s ehingga denah basilica yang memanjang tidak dapat untuk upacara tersebut. Sedangkan salib Yunani yang panjang keempat sayap sama, lebih cocok digunakan untuk upacara tersebut.
Kebanyakan gereja berukuran kecil, bagian dalam berkesan terang dan luas karena kesederhanaan bentuk pilaster dan pelengkung tanpa hiasan serta terang yang diperoleh dari bukaan jendela dan pintu yang leber, juga lubang-lubang yang dibuat pada atap kubahnya.
Dalam periode pertengahan antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad ke 13 tidak lagi mempergunakan 1 type dasar bangunan gereja, di masa ini digunakan 4 gaya terpusat yang berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah yang dibentuk menjadi beraneka ragam kombinasi antara lain segi-8 dan bujur sangkar, sedangkan bagian sudut berkubah dihubungkan dengan ruang inti dengan mengurangi ukuran pilaster, sehingga berkesan luas. Kesan lembut diperoleh dari hiasan yang rumit, dan bagian dalam menjadi remang-remang. Sedangkan kesederhanaan dan ketegasan bentuk pada periode sebelumnya hilang.
Periode akhir hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan pengembangannya ditekankan pada unsur vertical baik bagian luar maupun dalamnya. Gereja periode pertengahan biasanya mempunyai satu kubah bola, pada periode akhir mempunyai 5 kubah bola, yaitu kubah besar ditengah dan kubah yang lebih kecil pada masing-masing sudutnya.
1. Masyarakat
Bizantium adalah pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi dan merupakan bangsa Kristen yang pertama. Orang Bizantium mensistemasikan hukum Romawi dan senatnya juga mencontoh pola senat Romawi, namun masih didukung oleh kaum Biara dan mencari nasehat dibidang politik pada kaum Mistikus.
Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap).
Kehidupan kota dipusatkan disekeliling 3 bangunan penting yaitu kelompok gedung Hypodrom, Istana suci kekaisaran dan Gereja Hagia Sophia, dimana ke 3 bangunan ini mewakili 3 unsur dunia Bizantium yaitu rakyat, kekuasaan kaisar dan agama. Ketiga gedung ini terletak serasi berdekatan serta dihubungkan oleh Mese atau jalan tengah, yaitu suatu jalan yangs selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan protocol menuju ke bangunan penting).
2. Seni dan Arsitektur
Salah satu segi terpenting bagi kota baru Konstantinopel adalah kota tersebut bukan merupakan duplikat dari kota Roma yaitu dengan dibangun gereja Kristen pertama Hagia Sophia serta menyelesaikan banyak gereja lainnya.
Seni dekorasi motif Mosaic yang cemerlang dan gemerlapan berkembang pesat. Sedangkan Arsitektur bangunan bersegi banyak dengan atap kubah bermunculan dimanapun, dibukit Yugoslavia, dilembah Rumania digurun Suria Bizantium yang mengembangkan hirarki bentuk semacam itu.
Hasil pembangunan kota Konstantinopel, meliputi banyak bangunan antara lain 2 gedung teatre, 8 pemandian umum, 153 pemandian prbadi, 5 lumbung, 8 akuaduk, 14 gereja, 14 istana dan 4388 rumah tinggal yang cukup besar, dan masih banyak lagi fasilitas umum, misalnya rumah sakit, pasar serta perumahan penduduk yang tidak tercatat kota menampung sekitar 600.000 orang penduduk.
Karakter Arsitektur
* Gereja Bizantium merupakan bentuk Basilika pada mulanya setelah berkembang membentuk polanya sendiri yaitu pola gereja Byzantium yaitu Kubah Majemuk, kubah Bola serta Denah terpusat. Karena daerah ini berhadapan langsung dengan daerah Asia Kecil, maka pengaruhnya banyak yang masuk antara lain, kubah-kubah untuk menutup denah segi-4 maupun polygonal dari gereja, makam maupun baptistery, hal ini muali dikembangkan pada abad 5.
* Praktek penggunaan kubah, memakai konstruksi atap yang sangat sederhana dengan atap kayu aliran Kristen Lama, maupun atap lengkung aliran Romawi dari batu.
* Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantium yang merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi.
* Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecil-kecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan penunjang sementara (bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga menurut ajarannya, sedangkan kubah-kubah sudut atau disebut Squinch untuk menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaic antara Bema atau bilik suci dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau penyekat, sebagi screen of picture “tirai”.
* Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk interiornya.
* Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode, yakni periode awal, pertengahan dan akhir.
Periode Bizantium awal, dari permulaan abad ke 6 sampai pertengahan abad ke 9 adalah abad eksperimen desain bangunan. Bentuk Basilika yang memanjang masih dipakai, akan tetapi tidak cocok dengan kebiasaan setempat yang mempersembahkan misa di tengah-tengah ruang utama gereja dan buka pada salah satu sudut ruangnya,s ehingga denah basilica yang memanjang tidak dapat untuk upacara tersebut. Sedangkan salib Yunani yang panjang keempat sayap sama, lebih cocok digunakan untuk upacara tersebut.
Kebanyakan gereja berukuran kecil, bagian dalam berkesan terang dan luas karena kesederhanaan bentuk pilaster dan pelengkung tanpa hiasan serta terang yang diperoleh dari bukaan jendela dan pintu yang leber, juga lubang-lubang yang dibuat pada atap kubahnya.
Dalam periode pertengahan antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad ke 13 tidak lagi mempergunakan 1 type dasar bangunan gereja, di masa ini digunakan 4 gaya terpusat yang berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah yang dibentuk menjadi beraneka ragam kombinasi antara lain segi-8 dan bujur sangkar, sedangkan bagian sudut berkubah dihubungkan dengan ruang inti dengan mengurangi ukuran pilaster, sehingga berkesan luas. Kesan lembut diperoleh dari hiasan yang rumit, dan bagian dalam menjadi remang-remang. Sedangkan kesederhanaan dan ketegasan bentuk pada periode sebelumnya hilang.
Periode akhir hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan pengembangannya ditekankan pada unsur vertical baik bagian luar maupun dalamnya. Gereja periode pertengahan biasanya mempunyai satu kubah bola, pada periode akhir mempunyai 5 kubah bola, yaitu kubah besar ditengah dan kubah yang lebih kecil pada masing-masing sudutnya.
Komentar
Posting Komentar